Monday, January 29, 2018

Legenda Colossal Squid (Cumi-cumi kolosal)


Colossal squid (Mesonychoteuthis hamiltoni), terkadang disebut sebagai cumi-cumi Antartika atau cumi-cumi cangkang raksasa, adalah binatang laut yang dipercaya sebagai spesies cumi-cumi terbesar di dunia (terutama dalam hal massa).

Mesonychoteuthis hamiltoni, berasal dari bahasa Yunani, mesos (tengah), onycho (cakar, kuku), dan teuthis (cumi-cumi).

Diketahui sebagai satu-satunya anggota genus Mesonychoteuthis.

Berdasarkan beberapa spesimen, perkiraan ukuran panjang maksimum saat ini sekitar 12 sampai 14 meter dan beratnya mungkin mencapai 750 kg, menjadikannya sebagai invertebrata terbesar yang pernah diketahui.

Perbandingan ukuran cumi-cumi kolosal dengan manusia

Tidak seperti cumi-cumi raksasa, yang lengan dan tentakelnya terdapat pengisap yang dilapisi gigi kecil, tungkai cumi-cumi kolosal dilengkapi dengan kait tajam.


Cumi-cumi kolosal dipercaya memiliki mantel yang lebih panjang daripada cumi-cumi raksasa, namun tentakelnya lebih pendek.

Tubuhnya pun lebih besar, gagah, dan lebih besar dibandingkan dengan cumi-cumi raksasa.


Diyakini bahwa ukuran betina dewasa jauh lebih besar daripada jantan dewasa, seperti yang umum ditemukan pada banyak spesies invertebrata.

Cumi-cumi ini juga merupakan salah satu contoh dari fenomena gigantisme laut dalam.

Paruh Mesonychoteuthis hamiltoni adalah yang terbesar dari cumi-cumi lain yang telah diketahui, dan lebih kuat dari paruh cumi-cumi raksasa.


Mata cumi-cumi kolosal terdokumentasikan sebagai mata terbesar berdasarkan kerajaan hewan (Animalia).

Spesimen mata sebagian lengkap berdiameter 27 cm dengan pupil berukuran 9 cm.

Mata cumi-cumi kolosal dalam kondisi hidup diperkirakan berukuran 30 sampai 40 cm.


Rentang cumi-cumi ini diketahui meluas ribuan kilometer ke utara Antartika, ke selatan Amerika Selatan, selatan Afrika selatan, dan ujung New Zealand (Selandia Baru), menjadikannya sebagai penghuni Samudra Selatan secara keseluruhan.


Sedikit sekali informasi yang diketahui mengenai binatang ini, namun mereka diyakini memangsa seperti chaetognatha (cacing panah), ikan besar patagonian tootfish, dan cumi-cumi lain di laut dalam menggunakan bioluminesensi.

Banyak paus sperma memiliki bekas luka di punggung mereka, dan itu diyakini disebabkan oleh kait cumi-cumi kolosal.

Penampakan Awal

Pada 1802, lebih dari 50 tahun sebelum cumi-cumi raksasa secara resmi dikenali oleh dunia, seekor cumi-cumi sangat besar (bagian paling atas dari cumi-cumi kolosal) terlihat oleh navigator Prancis PĂ©ron.

Pada 1870, di pantai Selandia Baru, bangkai cumi-cumi berukuran besar terdampar di darat.

Mr. Meinertzhagen mengirim paruh cumi-cumi itu, dan disimpan ke pihak ketiga (tidak dikenal). Penduduk asli menyebut spesimen itu sebagai "Taniwha".

Pada 1871, penampakan serupa terjadi di Selandia Baru.

Pada 1876, seekor cumi-cumi besar terdampar di teluk Clifford, Cape Campbell, Selandia Baru.

Pada 23 Mei 1879, seekor cumi-cumi besar terdampar di teluk Lyall, Selandia Baru (dekat dengan lokasi penampakan tahun 1870).

Pada 1880, tiga cumi-cumi besar ditangkap oleh pemancing di Selandia Baru.

Pada 30 Juni 1886 dan awal Oktober 1887, dua ekor cumi-cumi besar ditemukan oleh nelayan.

Pada 9 Oktober 1924, (setahun sebelum cumi-cumi kolosal resmi ditemukan), seekor cumi-cumi besar terlihat di ujung selatan Pulau Selatan dekat Bluff, Selandia Baru.

Pada 1925, (penemuan pertama cumi-cumi kolosal oleh Robson), dua tentakel dari cumi-cumi itu ditemukan di perut ikan paus sperma.

Pada 1981, kapal pukat ikan Rusia di laut Ross, lepas pantai Antartika, menangkap seekor cumi-cumi besar dengan panjang total 4 meter, yang kemudian diidentifikasikan sebagai betina belum dewasa dari Mesonychoteuthis hamiltoni.


Pada 2003, spesimen lengkap dari seekor betina yang belum sepenuhnya dewasa ditemukan di dekat permukaan dengan total panjang antara 5,4 sampai 6 meter, dan panjang mantel 2,5 meter.

Meski mengalami kerusakan parah, beratnya sekitar 300 kg.

Spesimen itu diperiksa oleh ahli cumi-cumi, Steve O'Shea dari Auckland University of Technology, Selandia Baru.

Steve O'Shea memperkirakan bahwa cumi-cumi kolosal dewasa dengan berat hingga 500 kg mungkin hidup di perairan Antartika.


Spesimen tersebut menunjukkan bahwa cumi-cumi kolosal dapat tumbuh lebih besar dari 500 kg, mungkin sampai sebesar 750 kg.


Pada 2005, satu spesimen ditangkap di kedalaman 1,625 meter, saat mengambil ikan tootfish dari tali panjang (rawai) di Georgia Selatan.

Meski tidak dibawa ke perahu, mantel cumi-cumi itu diperkirakan lebih dari 2,5 meter, dengan tentakel berukuran 2,3 meter, dan diduga memiliki berat antara 150 kg dan 200 kg.

Spesimen terbesar yang pernah tercatat ditangkap pada 22 Februari 2007 oleh perahu nelayan Selandia Baru di Antartika. Cumi-cumi itu dibawa kembali ke Selandia Baru untuk studi illmiah.

Pada awalnya, cumi-cumi itu diperkirakan berukuran panjang 4,5 meter dengan berat 450 kg, namun sebuah studi menunjukkan bahwa berat sebenarnya adalah 495 kg, dengan total panjang 4,2 meter sebagai akibat dari tentakel yang menyusut setelah kematian.

Nelayan kapal San Aspiring, milik Sanford Seafood Company, menangkap cumi-cumi itu di Laut Ross yang merupakan laut terdalam di Samudra Selatan di Antartika.


Pada 2008, pencairan dan pembedahan spesimen tersebut berlangsung di Museum of New Zealand Te Papa Tongarewa, di bawah arahan ahli biologi senior, Chris Paulin dengan teknisi, Mark Fenwick, ahli biologi kelautan dan toksikologi Belanda, Olaf Blaauw, dan ahli biologi dari Auckland University of Technology, Steve O'Shea, Tsunemi Kubodera, dan Kat Bolstad.

Pemeriksaan spesimen menyatakan :

  • Paruhnya jauh lebih kecil dari beberapa spesimen yang ditemukan dalam perut ikan paus sperma, menunjukkan bahwa terdapat cumi-cumi kolosal lain yang jauh lebih besar daripada yang satu ini.

  • Lebar matanya 27 cm dengan lensa mata 12 cm. Ini adalah mata terbesar dari binatang apapun yang telah diketahui (pengukuran ini berdasarkan spesimen yang telah mati, ketika hidup, matanya mungkin berukuran 30 sampai 40 cm).

  • Pemeriksaan menggunakan endoskopi menunjukkan bahwa ovarium cumi-cumi itu berisi ribuan telur.

Museum of New Zealand Te Papa Tongarewa mulai memamerkan spesimen ini pada pameran yang dibuka tanggal 13 Desember 2008, dan masih berjalan hingga saat ini.


Pada Agustus 2014, Te Papa menerima cumi-cumi kedua yang ditangkap pada awal tahun 2014. Spesimen betina itu memiliki panjang 3,5 meter dan berat sekitar 350 kg.

Cumi-cumi kolosal adalah salah satu makhluk hidup paling mengasingkan diri di dunia, dengan hanya 24 penampakan saja sejak pertama kali ditemukan.

(Sumber : Wikipedia, cryptidz.wikia)

No comments:

Post a Comment